Eksplorasi Tanpa Definisi | Runtahgila

Eksplorasi Tanpa Definisi

Kaki melangkah ke dalam ketiadaan yang hening. Setiap jejak adalah goresan samar yang menguap dalam kabut, seakan-akan tanah yang diinjak tidak

Eksplorasi Tanpa Definisi

        Kaki melangkah ke dalam ketiadaan yang hening. Setiap jejak adalah goresan samar yang menguap dalam kabut, seakan-akan tanah yang diinjak tidak pernah ada, dan hanya angin yang tersisa untuk menyaksikan. Tidak ada garis lurus yang menuntun, hanya lekukan tanpa arah, dan tanda-tanda yang terlukis oleh cahaya yang datang dari seberkas kilau redup, seakan ingin membisikkan rahasia, namun membiarkan kita dalam kerinduan tak terjawab.

        Menyusuri jalan ini seperti mengikuti aliran sungai yang tak bernama, yang mengalir tenang tapi penuh rindu menuju lautan tak terjamah. Di kanan kiri, pepohonan melambai dalam misteri, setiap ranting menyimpan cerita yang hanya bisa dibaca oleh mereka yang rela mendengarkan sunyi. Akar-akar tersembunyi di bawah tanah, menghubungkan sesuatu yang tak pernah kita pahami, seakan-akan ada kekuatan yang merajut kehidupan dalam keheningan, menyatukan kita tanpa perlu satu kata pun yang terpahami.

        Adakalanya kita menemukan pintu, berdiri kokoh di tengah padang ilalang. Pintu ini, tak terbuat dari kayu atau besi, tetapi dari perasaan yang tak terungkapkan. Membuka pintu itu berarti melangkah ke ruang di mana waktu tidak lagi mengalir, melangkah ke dalam ketidaktahuan adalah seperti menyelami diri.

        Kita melangkah pada lintasan yang kabur atau mungkin tiada lintasan sama sekali. Di bawah langit yang tak berpihak pada timur atau barat, kita hanya menemukan garis-garis samar, titik-titik yang memudar dalam senyap, seolah-olah mereka bukan untuk diikuti. Di dunia ini, setiap langkah adalah penemuan, dan setiap penemuan adalah gerak menuju yang tak terlihat.

        Seperti kepingan teka-teki yang tak pernah dirakit, eksplorasi ini tak punya bentuk pasti; hanya mengalir, seperti air yang mencari jalannya sendiri tanpa mengenal batas. Tak ada penanda, tak ada kata, tak ada nama yang melekat. Kita berjalan, mendaki kabut dan menuruni senyap, memeluk yang tak dikenali dengan tangan terbuka, dan hanya angin yang berbisik sebagai pemandu.

        Ada sesuatu yang terasa mengendap dalam jiwa. Bukan pemahaman, bukan jawaban, hanya sejenis keheningan yang menelisik hingga ke sudut-sudut terdalam. Sebuah keheningan yang, meskipun tak terjelaskan, menjadi teman setia, seperti sahabat lama yang hanya ada untuk mendengar tanpa memaksa arti. Seolah berbisik, “Tak usah kau cari definisi; biarkan jejakmu sendiri yang membentuknya.”

        Di antara langit dan bumi, ada angin yang diciptakan untuk menjadi batas yang tak terlihat, penyapu senyap, penjaga jarak. Ia berhembus dengan lembut namun tak terbendung, merentangkan ruang tipis di antara langit yang tinggi dan bumi yang merendah, menjaga keduanya dalam tarian harmoni. Bukan pemisah mutlak, hanya sekat halus yang menahan pertemuan keduanya dalam diam. Angin ini, yang tak pernah sepenuhnya berpihak, hanyalah penjaga dari batas-batas yang rapuh; ia tahu bahwa langit dan bumi, dalam segala jaraknya, tetap berbagi satu nafas yang sama—sebuah irama samar yang terus mengalir di antara dua dunia, seolah-olah keduanya saling mencari dalam jarak yang tak berhingga.

        Kabut yang bergulung seperti benang halus dari mimpi yang berkelindan membawa kita pada ingatan-ingatan samar, ingatan yang tak kita ketahui milik siapa. Apa yang tersaji hanyalah cerminan dari langkah kita sendiri, sebuah misteri yang menuntun tanpa meminta kita memahami.

        Perjalanan ini bukan tentang sampai, bukan pula tentang menemukan. Ini adalah tentang melangkah, tentang melepaskan keinginan untuk mengerti, dan menerima bahwa ada keindahan dalam yang tak terdefinisi. Bahwa mungkin, dalam kebingungan ini, ada semesta yang lebih nyata daripada apapun yang pernah diberi nama.

Serpihan acak merayap di batas logika dan absurditas, paradoks pencatat kata, menggugat batas nalar dan rasa, eksplorasi tanpa definisi. Tanpa janji bahagia, juga bukan putus asa. Tak perlu jawaban, …

Post a Comment

runtahgila Welcome to WhatsApp
Howdy ?
Type here...