Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Sahabat muhasabah yang dimuliakan oleh Allah ta'ala, bagaimana keadaan kita hari ini?
Nabi bersabda,
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذّكر
“Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya,”Apakah taman syurga itu?” Beliau menjawab,”Halaqoh dzikir (majelis Ilmu).” (Riwayat At-Tirmidzi)
Maa syaa Allah, bagaimana tanggapan dan perasaan anda ketika anda diminta mampir di taman surga?
Apa yang ada di benak anda?
Tentu, walaupun baru terlintas di benak berupa keindahan, keelokan suasana berikut kenyamanan yang memanjakan, membuat anda betah di dalamnya.
Ini baru bayangan taman dunia, belum lagi bagaimana jika itu taman di surga nan kekal abadi?
Rasulpun pernah bersabda, keindahannya tidak mampu dilukiskan oleh mata, dan kesyahduan suaranya tidak mampu diindera oleh telinga saking nikmatnya telinga mendengarkan dendangan para bidadari surga yang bersenandung dan suara lainnya.
Ya, itulah gambaran tentang majelis ilmu yang analoginya sebagai taman surga.
Betapa tidak, karena majelis ilmu menyuguhkan berbagai keutamaan, kenikmatan persaudaraan yang tidak bisa dirupiahkan atau dibayar dolar sekalipun.
Bahkan malaikat Allah pun sampai sudi menaungi para ahli majelis ilmu dari awal majelis sampai pulangnya.
Lantas, alasan apalagi yang membuat kita ragu untuk mampir dan menyempatkan diri duduk manis di majelis ilmu?
Yuk, lebih semangat lagi ke majelis ilmu karena sebelum kita merasakan taman surga akhirat, kita harus merasakan terlebih dahulu taman surganya dunia.
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh. Baarokallahu fiekum.
Oleh : Ust. Sholahuddin Ali