Ada jejak yang tak tercatat dalam pasir waktu. Langkah yang berangkat tanpa berpamitan, meninggalkan desir samar yang hanya bisa didengar oleh mereka yang menunggu. Di antara kabut perpisahan dan desir embun yang jatuh di mata, ada hati yang tak bertanya lagi tentang esok, karena malam telah cukup panjang untuk mengajarkan arti kekal dalam sekejap.
Pedang yang terhunus tak selalu bicara tentang pertempuran. Ada kepedihan yang tak bisa diukur dengan luka, ada keberanian yang tak lahir dari kemenangan. Angin yang membelah awan membawa nyanyian mereka yang tak ingin menaklukkan dunia, hanya ingin melangkah tanpa penyesalan.
Di sinilah, di antara baris-baris yang mengalun seperti riak kecil di permukaan danau, terukir kisah perjalanan. Di mana tawa dan nestapa saling berkejaran, di mana janji tak perlu diikat oleh waktu, karena dalam hati yang telah mengerti, segalanya telah abadi.
Seperti angin yang berembus melewati lembah sunyi, menyampaikan pesan yang tak meminta jawaban.
Lagu ini adalah lagu tema dari serial "Pendekar Hina Kelana" (笑傲江湖, Xiao Ao Jiang Hu), sebuah karya epik dari Jin Yong.
(Traditional)
笑傲江湖 -- 葉振棠 & 葉麗儀
女:那用爭世上浮名 世事似水去無定
男:要覓取世上深情 何懼奔波險徑
女:也亦知劍是無情 會令此心再難靜
男:那恩怨未曾問
女:縱是相聚也短暫
男:心中
合:此際情也可永
* 合:那懼千里路遙遙 未曾怕風霜勁
女:心中獨留
男:此生還剩
女:多少柔情
男:悲歡往影
女:過去悲歡往日情境
男:此際情
合:笑傲天際踏前程 去歷幾多滄桑
女:歲月匆匆再不問
男:心中
合:此際情也可永
女:歲月匆匆再不問
合:此際情也可永
(Indonesia)
Tertawa Menghadapi Dunia – Ye Zhen Tang & Ye Li Yi
Wanita:
Untuk apa mengejar nama di dunia,
Segala hal seperti air, mengalir tanpa kepastian.
Pria:
Jika ingin mencari ketulusan sejati,
Mengapa harus takut pada jalan berliku dan penuh bahaya?
Wanita:
Aku pun tahu bahwa pedang itu tak berperasaan,
Membuat hati ini sulit kembali tenang.
Pria:
Namun dendam dan budi tak perlu dipertanyakan.
Wanita:
Meskipun pertemuan ini hanya sementara,
Pria:
Di dalam hati...
Bersama:
Saat ini, cinta pun bisa abadi.
(Reff)
Bersama:
Tak gentar meski ribuan mil harus ditempuh,
Tak takut diterpa badai dan embun beku.
Wanita:
Di hati hanya tersisa...
Pria:
Dalam hidup ini masih ada...
Wanita:
Berapa banyak kelembutan?
Pria:
Bayangan masa lalu penuh suka dan duka.
Wanita:
Kenangan yang telah berlalu,
Pria:
Saat ini...
Bersama:
Tertawa bebas di bawah langit, melangkah ke depan,
Menghadapi berbagai pasang surut kehidupan.
Wanita:
Waktu berlalu begitu cepat, tak perlu lagi bertanya.
Pria:
Di dalam hati...
Bersama:
Saat ini, cinta pun bisa abadi.
(Ulangi Reff)
Wanita:
Waktu berlalu begitu cepat, tak perlu lagi bertanya.
Bersama:
Saat ini, cinta pun bisa abadi.
Antara Ombak dan Senja yang Tak Berjanji
Lagu ini bukan sekadar untaian nada yang melayang di udara, melainkan gema dari jejak kaki yang pernah menapak jalan berbatu. Ada hati yang menolak digenggam waktu, memilih mengarungi takdir seperti ombak yang tak bertanya ke mana pantai terakhirnya.
Lirik ini berbicara dalam bahasa yang tak meminta pemahaman. Sebuah bisikan tentang pencarian yang lebih dari sekadar kemenangan atau kehilangan. Dunia bisa menakar nama, memberi mahkota, atau merampasnya dalam sekejap, namun apa artinya semua itu jika langkah masih terasa ringan? Jika hati masih mendengar suara angin tanpa gemetar?
Di antara bayangan pedang yang dingin dan desir angin yang tak berwajah, ada yang bertanya: di mana ujungnya? Tapi jawabannya telah ada sejak awal, di dalam hati yang tak lagi berusaha memiliki, hanya merasakan.
Ada kepedihan dalam perpisahan, ada ketidakpastian dalam pertemuan, namun di sanalah keindahan hidup bersembunyi. Waktu bisa berlalu, musim bisa berubah, namun apa yang tertinggal dalam dada tetap bisa abadi. Tidak dalam bentuk janji, tidak dalam ikatan, melainkan dalam kebebasan yang tersenyum di bawah langit tanpa batas.
Seperti senja yang tak pernah menjanjikan esok, namun tetap indah dalam kepergiannya.
"笑傲江湖" (Tertawa Menghadapi Dunia)
Nyanyian jiwa yang melepaskan genggaman atas dunia. Ada kebijaksanaan yang lahir dari perjalanan panjang, bahwa nama besar dan kemasyhuran tak lebih dari riak di permukaan air, datang dan pergi, tanpa janji untuk bertahan. Dalam pusaran kehidupan yang tak menentu, pencarian bukan lagi tentang kemenangan, tetapi tentang menemukan ketulusan yang sejati.
Pedang, yang seharusnya menjadi lambang kekuatan, justru membawa kesunyian. Hati yang tergores tajamnya tak mudah menemukan kedamaian. Namun, dendam dan budi tak perlu ditimbang, sebab ada sesuatu yang lebih besar dari itu, sebuah kebebasan yang tak bisa dibelenggu oleh rasa takut atau kesedihan.
Lirik ini juga berbicara tentang kefanaan pertemuan, bahwa bahkan kebersamaan yang singkat pun memiliki keabadiannya sendiri. Sebab, keabadian tidak selalu terikat pada waktu, melainkan pada perasaan yang tak berubah meski segalanya terus bergerak maju.
Perjalanan panjang, badai dan embun beku, semua itu bukan hal yang perlu ditakuti. Sebab, yang terpenting bukan seberapa jauh langkah telah pergi, melainkan apa yang tersisa di dalam hati. Masa lalu adalah bayangan yang menari di tepi ingatan, suka dan duka hanyalah lembaran yang telah berlalu, tak perlu ditanya kembali.
Dan pada akhirnya, mereka yang telah memahami ini akan melangkah dengan tawa. Bukan tawa kemenangan yang merayakan kejayaan, melainkan tawa kebebasan yang menantang langit terbuka, melangkah tanpa penyesalan, melewati berbagai pahit getir kehidupan, tanpa pernah menoleh ke belakang. Sebab, bagi mereka yang telah menemukan arti sesungguhnya, di sinilah perasaan itu akan tetap abadi.