Eksplorasi Tanpa Definisi | Runtahgila

Apa itu Efek Dunning Kruger

Awal-awal ngulik ilmu, rasanya kayak kamu udah di puncak gunung. Semua keliatan kecil di bawah, kamu ngerasa paling paham. Tapi

efek dunning kruger

Bayangin kamu lagi di taman hiburan, nonton seseorang yang baru pertama kali naik roller coaster. Dia teriak-teriak sok tahu soal mekanisme roller coaster itu, “Ini pasti pake tenaga bulan, bro!”, padahal jelas ada rantai besar yang muterin relnya. Dia sama sekali nggak ngerti, tapi percaya diri banget ngomong kayak profesor. Nah, itulah Efek Dunning-Kruger: makin nggak tahu, makin merasa tahu.

Fenomena ini pertama kali diungkap dua psikolog, David Dunning dan Justin Kruger, di akhir 1990-an. Mereka menyadari bahwa orang yang kurang kompeten sering banget salah menilai kemampuan mereka sendiri. Singkatnya: mereka nggak cukup tahu untuk menyadari kalau mereka nggak tahu apa-apa.

 

Bisa bayangin?

Orang ini ibaratnya nyetir mobil tanpa tahu ada rem. Tapi, anehnya, mereka nggak ragu ngebut di jalan raya, sambil ngegas lebih kencang tiap kali ada tikungan tajam. Logika di kepala mereka: “Kalau aku cepet, aku keren.” Mereka nggak sadar kalau mereka ada di ambang tabrakan.

 

Kenapa Bisa Begini?

Otak kita, sayangnya, nggak didesain buat langsung ngaku, “Aku bodoh.” Ada semacam mekanisme pelindung ego yang bikin kita merasa lebih pintar dari kenyataan. Orang yang kurang paham biasanya punya kebebalan pengetahuan, mereka nggak ngerti konsep dasarnya, jadi mereka juga nggak ngerti apa yang mereka nggak tahu.

Contoh paling sederhana:

  • Kalau kamu baru belajar gitar, kamu mungkin mikir, “Ah, gampang ini, tinggal genjreng-genjreng aja!”
  • Tapi begitu kamu belajar lebih dalam—woi!—baru sadar ada teori akor, tangga nada, teknik jari, improvisasi. Tiba-tiba, dunia gitar jadi rumit banget.

 

Efek Piramida Terbalik

Efek Dunning-Kruger ini biasanya terlihat kayak piramida terbalik:

  1. Awal-awal (Bodoh Pede): Orang yang baru tahu sedikit merasa mereka tahu segalanya. Pedenya selangit.
  2. Tengah (Nyadar Bodoh): Makin banyak belajar, makin mereka sadar betapa banyak yang nggak mereka tahu. Kepercayaan dirinya jeblok.
  3. Akhir (Bijak): Kalau mereka terus belajar sampai ahli, kepercayaan dirinya naik lagi. Tapi kali ini, lebih tenang dan nggak lebay.

 

Efek Dunning-Kruger Ada di Mana-Mana

Coba deh lihat di media sosial. Orang yang tahu sedikit soal politik sering jadi yang paling vokal. Mereka ngoceh soal ekonomi global sambil ngutip meme di Instagram. Atau mereka jadi dokter dadakan, nyaranin obat herbal buat segala penyakit tanpa baca jurnal medis.

Di kantor juga nggak kalah seru. Bos sering merasa “lebih tahu segalanya” cuma karena lebih lama di posisi itu. Padahal kadang mereka nggak paham teknologi baru, nggak dekat sama klien langsung, atau udah terlalu nyaman dengan cara lama. Tapi ya, sok pengalaman dulu, inovasi belakangan.

 

Cara Melawan Efek Ini

Ada kabar baik. Efek Dunning-Kruger bukan penyakit tanpa obat.

  1. Tanya Lebih Banyak: Kalau kamu merasa tahu segalanya, coba tanyakan hal-hal dasar. Kalau nggak bisa jawab, itu tanda kamu harus belajar lagi.
  2. Cari Kritik: Dengarkan pendapat orang lain, terutama yang lebih berpengalaman. Kritik itu cermin yang bikin kamu sadar kekuranganmu.
  3. Belajar Tanpa Henti: Jangan puas sama pengetahuan seadanya. Dunia ini penuh hal-hal yang belum kamu tahu.

 

Efek Dunning-Kruger itu kayak kaca mata minus yang buram. Bikin kita merasa segalanya jelas, padahal pandangan kita sempit banget. Jadi, kalau suatu hari kamu ngerasa jenius banget, mungkin saatnya ngaca: beneran tahu atau cuma terlalu bodoh buat sadar kalau kamu nggak tahu apa-apa?

 

Tapi klo lagi proses belajar ya ga pa2, soalnya nih bro, menurut Umar bin Khattab belajar tu ada tahapannya, nih: 

Tahapan pertama: Sombong, (seseorang yang baru belajar ilmu akan merasa sudah berada pada posisi yang paling mulia dan berilmu)

Tahapan kedua: Tawadhu (rendah hati), (seseorang akan merasa masih banyak hal yang belum diketahui dan itu membuat dia lebih tawadhu)

Tahapan ketiga: Merasa diri tidak ada apa-apanya. (seseorang akan merasa ilmu itu seperti lautan yang begitu luas. Ketika dia mendapat satu ilmu, maka di dalam dirinya akan merasa kurang, dia haus akan ilmu, dan bahkan mengabdikan seluruh hidupnya untuk terus belajar)

 

Awal-awal ngulik ilmu, rasanya kayak kamu udah di puncak gunung. Semua keliatan kecil di bawah, kamu ngerasa paling paham. Kayak raja dunia, siapa yang bisa ngalahin?

Tapi, pas lo jalan lebih jauh, kamu mulai sadar: “Lah, kok banyak banget yang gue gak tau?” Otak kamu yang tadinya sombong pelan-pelan tunduk. Kamu jadi lebih ngeliat ke bawah, nunduk, gak banyak gaya.

Sampai akhirnya, kamu berdiri di tepi laut. Ombaknya ngajak ngobrol, ngasih tau bahwa pengetahuan itu gak ada ujungnya. kamu ngambil satu genggam, malah makin ngerasa haus. Bukan cuma belajar, kamu jadi budak ilmu. Setiap waktu, otak kamu laper terus, gak pernah kenyang, kayak ada lubang besar yang gak bisa ditambal.

 

 


Serpihan acak merayap di batas logika dan absurditas, paradoks pencatat kata, menggugat batas nalar dan rasa, eksplorasi tanpa definisi. Tanpa janji bahagia, juga bukan putus asa. Tak perlu jawaban, …

Post a Comment

runtahgila Welcome to WhatsApp
Howdy ?
Type here...