Eksplorasi Tanpa Definisi | Runtahgila

MENYEGARKAN JIWA KEMBALI

Hati bisa lelah,  sebagaimana fisik juga. Memforsir hati dengan aktivitas yang sama,  bisa membuatnya jenuh. Responnya menjadi lambat. Orang Jawa bilang "aras-arasen". Malas.  Tanpa gairah. Kalau terus dipaksa,  ia akan "emoh"  atau "wegah". 

Para ustadz menyebut kondisi kelelahan hati ini dengan "futur". Dulu rajin mengaji,  sekarang tidak mau sama sekali. Dulu semangat beribadah, sekarang ogah. Dulu dakwah begitu bergairah, sekarang na'udzubillah. 

Maka dari itu,  refreshing itu perlu. Memberi kesempatan hati untuk beristirahat.  Memberinya hiburan-hiburan yang mubah dan halal. Tidak melulu menjalankan kewajiban. Tidak terus mengerjakan sunnah. 

Betapa bijaksana Sang Penetap Syariat. Berpuasa itu baik. Selain puasa wajib di bulan Ramadhan, ada puasa-puasa sunnah. Seperti puasa senin dan kamis.  Juga puasa tiga hari setiap bulan qamariah, yaitu tanggal 13, 14, 15. Juga ada puasa daud: sehari puasa dan sehari berbuka dan ini merupakan puasa yang paling baik. Sang Penetap Syariat menetapkan  bahwa menambah frekuensi puasa lebih daripada puasa daud bukan hal yang lebih baik,  meski sebagian orang mampu melaksanakannya. 

Shalat pun begitu. Shalat siang malam tanpa istirahat juga dilarang. Ada waktu-waktu dimana kita tidak boleh mengerjakan shalat. Setelah shalat Subuh sampai matahari terbit, Tepat saat matahari terbit, Saat matahari berada tepat di atas kepala kita, Setelah shalat Ashar hingga matahari tenggelam, Juga tepat ketika matahari tenggelam. Pada waktu-waktu tersebut, shalat dilarang. 

Selain itu, ada hiburan-hiburan yang mubah, atau dianjurkan, sangat dianjurkan, dan pada situasi tertentu bahkan diwajibkan.  Berenang, memanah, dan berkuda, misalnya. Menikah, demikian juga. Memakan daging dan makanan lezat. Di antara hikmahnya adalah menghibur diri dengan yang mubah. Agar hati tidak lelah. Agar hati kembali segar dan memiliki kekuatan untuk melaksanakan sunah dan kewajiban. 

Bukan merupakan kebaikan apabila seseorang melakukan ibadah terus-menerus tanpa jeda. Bukan merupakan kebaikan menghindari hiburan yang halal dan mubah dengan tujuan meraih puncak prestasi ibadah, tanpa memberinya kesempatan untuk sedikit merasakan rehat. 

Jalan ilmu itu panjang,  bukan selesai saat kita lulus Kuliah. Jalan dakwah itu panjang,  tidak berakhir begitu menikah. Jalan ibadah pun panjang hingga tibanya saat kita dijemput kematian. Stamina hati harus dijaga. Jangan sampai kelelahan sebelum waktunya. 

Kita butuh waktu untuk hati kita agar memulihkan kembali kesegarannya. Kita butuh melakukan sesuatu mubah yang bisa membuang kepenatan. Kata Nabi shallallahu alaihi wa sallam :


ولكني أصوم و أفطر وأقوم وأنام وأتزوج النساء

"Meski begitu,  aku berpuasa dan berbuka; melakukan qiyamullail dan tidur; aku pun menikahi wanita."


Karena melakukan hal-hal yang mubah akan memulihkan kekuatan hati untuk menjalankan yang wajib dan sunnah. 


Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata, 


أجموا هذه القلوب وابتغوا لها طرائف الحكمة، فإنها تمل كما تمل الأبدان. 

"Hiburlah hatimu dan berikan kepadanya berbagai hikmah yang indah karena ia merasa jenuh sebagaimana badan merasa lelah. "


Wallahu a'lam

Serpihan acak merayap di batas logika dan absurditas, paradoks pencatat kata, menggugat batas nalar dan rasa, eksplorasi tanpa definisi. Tanpa janji bahagia, juga bukan putus asa. Tak perlu jawaban, …

Post a Comment

runtahgila Welcome to WhatsApp
Howdy ?
Type here...