Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, sahabat muhasabah yang dimuliakan oleh Allah ta'ala bagaimana keadaan hati kita hari ini?
Bersyukur adalah ciri mukmin sejati, sedangkan kufur adalah jalan setan dan pengikutnya. Bagaimana tidak, betapa banyak nikmat yang telah kita dapatkan dan kita rasakan apatah lagi yang tidak membuat hati kita tunduk dan malu akan segala pemberianNya?
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 7)
Para ulama mengatakan tentang ayat ini, bahwa di dalamnya ada dua huruf taukid atau penegasan yang maknanya pasti.
Artinya ketika kita mampu bersyukur maka Allah pasti akan tambahkan nikmatNya.
Ibunda Aisyah Radhiyallahu anha berceritera tentang kualitas shalat malam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam riwayat Bukhari dan Muslim.
Bahwa ketika beliau mendirikan shalat malam telapak kaki beliau sampai bengkak, melihat kejadian tersebut Ibunda Aisyah berujar, wahai Nabi Allah apa gerangan yang membuat engkau sedemikian rupa, bukankah Allah telah menghapus segala kesalahan engkau baik yang lalu maupun yang akan datang?
Rasulullah menjawab, apakah yang melarangku untuk menjadi hamba yang mampu bersyukur?
Maa syaa Allah tabarakallah, iman macam apa yang demikian tinggi dan kokoh ini.
Sehingga, tidak satupun yang mampu menandingi iman beliau sampai umat terakhir yang hidup di muka bumi sekalipun.
Sahabat yang dimuliakan Allah ta'ala, Rasulullah sampai berjibaku untuk menjadi hamba yang pandai bersyukur, lalu bagaimana dengan kita?
Semoga Allah senantiasa mampukan kita untuk menjadi hamba yang pandai mensyukuri nikmat Allah.
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, baarokallahu fiekum
Oleh : Ust. Sholahuddin Ali