Eksplorasi Tanpa Definisi | Runtahgila

Mizan Taqwa

 Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, 


Sahabat muhasabah yang dimuliakan Allah ta'ala bagaimana kabar hati kita hari ini. Semoga senantiasa dalam bimbingan dan ridhoNya.


Apakah sahabat tahu tentang Mizan?

Ya, kurang lebihnya secara lugas adalah timbangan, ukuran, atau baromoter. Akan tetapi, ditulisan ini kita bukan melulu berbicara timbangan, lebih tinggi dari itu bahkan sebuah ukuran tingkat ketaqwaan, atau yang dalam istilah syar'i MIZAN TAQWA.


Urusan satu ini menjadi perihal yang pokok, bagi setiap muslim. Mengingat setiap kita memiliki baromoter kehidupan, dan tidak kalah penting adalah Barometer ketaqwaan.


Dikisahkan dalam sebuah riwayat, dalam Al Mustadrak Al Hakim. Bahwa suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab menerima tamu agung dari kalangan para sahabat. 


Uniknya, ketika Suhail bin ‘Amru dan Abu Sufyan berdiri di muka pintu rumah ‘Umar bersamaan pula dengan Bilal, maka Bilal dipersilakan masuk sedangkan mereka berdua tidak.  Lalu Abu Sufyan marah dan mengomel, “Aku tidak pernah merasakan hari seperti hari ini sekalipun !! Kita mengetuk pintu rumah ‘Umar, malah yang diizinkan masuk budak-budak jelata itu!”   

 

Suhail berkata dengan tenang : “Janganlah engkau marah .. mereka diseru kita pun diseru, tetapi mereka menerima da’wah tersebut dengan segera sedangkan kita berlambat-lambat menerimanya”


Sahabat muhasabah, ada apa dengan kisah ini?

Dimana letak keunikannya?

Manakah hubungan antara kisah tersebut dengan baromoter taqwa?


Bahwa, jika kita gambarkan sosok Bilal yang ketika dijualpun tidak akan lebih mahal dari sebuah meja. Akan tetapi derajat taqwanya melampaui dari yang lainnya.

Khalifah Umar sangat jeli mana yang lebih tinggi taqwanya di hadapan Allah di antara mereka. Sehingga beliau mempersaksikan di tengah akan luhurnya mizan taqwa di hadapan Allah dan manusia.


Sahabat muhasabah, semoga Allah karuniakan kepada kita sebuah ketaqwaan yang paripurna, sehingga dengan mizan itu memasukkan kita ke dalam surga nan kekal abadi.


Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, baarokallahu fiekum.


Oleh : Ust. Sholahuddin Ali

Serpihan acak merayap di batas logika dan absurditas, paradoks pencatat kata, menggugat batas nalar dan rasa, eksplorasi tanpa definisi. Tanpa janji bahagia, juga bukan putus asa. Tak perlu jawaban, …

Post a Comment

runtahgila Welcome to WhatsApp
Howdy ?
Type here...