Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Sahabat muhasabah yang dimuliakan Allah ta'ala, bagaimana keadaan kita hari. Semoga selalu dalam kebaikan dan taqwa.
Tahukah kita, bagi orang beriman, ilmu adalah poros kehidupan yang tidak boleh dialpakan dari kehidupan mereka.Terbukti, bahwa semua utusan Rabbul Izzati tak ada satupun yang tidak berilmu, karena semua dituntut untuk memiliki ilmu. bahkan Nabi Adam pun diminta oleh Allah untuk mengetahui segala apa yang Allah ciptakan dan untuk dikabarkan kepada para malaikat yang mulia.
Beralih di masa kenabian Nabi Musa alaihis salam, dikisahkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Qoshosul Anbiya, beliau Nabi Musa diminta oleh Allah untuk belajar kepada seseorang yang namanya dianggap asing oleh Nabi Musa. Ya, beliau adalah Khidir atau Khadir.
Padahal, Nabi Musa di kala itu adalah seorang nabi. Akan tetapi, ada rahasia-rahasia Allah yang belum terungkap dan tidak diketahui oleh Musa alaihis salam, sehingga harus belajar kepada Khidir.
Hal ini sebagaimana tercatat dalam surah Al Kahfi ayat 60-82. Ayat ini menceritakan tentang perjalanan panjang menuntut ilmu Nabi Musa kepada Khidir. Padahal disinyalir Khidir hanyalah manusia biasa yang Allah berikan hikmah.
Dalam surah lain, Allah memberi kabar gembira bagi para pemangku ilmu bahwa mereka akan dimuliakan Allah dengan derajat-derajat kemuliaan yang tak ternilai harganya. Hal ini termaktub di dalam surah Al Mujadilah ayat 11 yang berbunyi,
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."
(QS. Al-Mujadilah: Ayat 11)
Jauh ratusan ribu tahun yang lalu, rasulullah pernah berpesan dan menegaskan dalam sabdanya yang artinya,
"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada hambaNya maka, Dia akan pahamkan tentang agama."(H.R Bukhari dan Muslim)
Jelas dan nyata, baromoter kebaikan seorang hamba manakala dia paham akan agama islam.
Sahabat muhasabah yang dimuliakan Allah ta'ala, lalu bagaimana dengan semangat kita dalam meraih kemuliaan ilmu?
Padam, ataukah membara?
Surut, ataukah meluap luap?
Atau bahkan hilang ditelan asa dunia?
Sudikah kita meluangkan waktu untuk sekedar duduk manis di majelis-majelis ilmu, mendengarkan kajian ilmu, membaca petuah dan nasehat para ulama?
Jawabannya ada di dalam hati kita.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk bisa menjaga semangat dalam meraih kemuliaan ilmu.
Aamiiin yaa robbal 'alamiin.
Jika tulisan ini dirasa bermanfaat, maka silakan share kepada saudara lainnya.
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, baarokallahu fiekum.
Oleh : Ust. Sholahuddin Ali