Teringat dengan kisah yang cukup menarik.
Auf bin Malik Al Asja'i, beliau pernah curhat kepada Baginda yang mulia Rasulullah Shalallahu alaihi Wasallam ketika anaknya tertawan oleh kafir Quraisy. Beliau meminta agar diberikan sebuah nasehat. Rasulullah bersabda
_" ittaqillaha wasbir wa aktsir min qauli laa Haula wala Quwwata Illa Billah"_
Apa yg Rasulullah sarankan tersebut, beliau tunaikan.
*Berusaha untuk bertakwa, bersabar atas takdir. Pun juga banyak berdzikir _laa Haula wala Quwwata Illa Billah._*
_Bifadhlillah wa bini'matihi_
Allah Ta'ala memberikan kabar gembira dengan jarak yang begitu dekat. *Sang anak berhasil lari dari tawanan atas dirinya, ia pun berhasil membawa serta seekor unta.*
Setelah beliau melihat anaknya, mimik sedih dibalut taqwa berubah senyum dibalut syukur.
Cukup indah apa yang Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pesankan. Kondisi yang seolah olah raga tak berdaya karena sedih melanda. Ia kuatkan dengan dzikir. Ia kuatkan dengan taqwa dan sabar menjalaninya. Hanya ini solusinya. Sabar.
Dahulu sahabat Nabi dalam memperjuangkan agama Islam harus bertaruh nyawa dan terbiasa dengan tetesan air mata. Baik tetesan kepedihan maupun kebahagiaan dengan syukur.
Ini menjadi sebuah dasar untuk kita bersama. Di posisi manapun kita, maka masalah akan selalu datang dengan posisi yang berbeda beda. *Satu kunci, bertakwa, bersabar dan berdzikir.*
Mudah mudahan kita selalu dalam koridor ini. Baik itu berupa hal yang membahagiakan maupun yang mencemaskan dan menyedihkan. _Innallaha maana._~
Oleh : Ust. Sholahuddin Ali